Jumat, 09 Juli 2010

Teman Atau Musuh? Tips Mendeteksi Teman Tapi Musuh (Tetamus)

Seribu teman masih kurang, satu musuh itu terlalu banyak. Tapi entah kenapa, ada aja tuh temen yang sering atau kadang-kadang malah bersikap seperti musuh. Kawan atau lawan? Mari kita tengok tips praktis untuk mengetahui sang "serigala berbulu domba".
TTM Teman Tapi Musuh


Teman tapi musuh (alias tetamus, wkwkwk..) ini ternyata tidak hanya meliputi teman dalam pergaulan sehari-hari saja, tapi bisa juga teman satu organisasi, atau teman satu tim kerja. Akibat yang ditimbulkan bisa ringan, bisa juga sampai parah (contohnya seperti sabotase). Tapi tulisan kali ini hanya membahas tetamus jenis ringan saja.

Teman tapi musuh, tidak selalu mempunyai agenda tersembunyi untuk menjatuhkan anda. Bisa jadi, anda dan teman anda sebetulnya hanya tidak cocok satu sama lain. Dan, daripada membuat hidup menjadi tidak efektif karena punya teman yang sebetulnya tidak cocok, maka lebih baik hal ini harusnya bisa dideteksi lebih awal, apakah ini merupakan hubungan pertemanan yang memiliki arti atau tidak. Hubungan pertemanan memang tidak selamanya berjalan mulus, ada pasang dan surut, tapi waktu jugalah yang membuktikan apakah seorang teman memang seorang teman, atau sesungguhnya adalah lawan. Inilah beberapa tips untuk mendeteksi teman tapi musuh:

Teman Di Waktu Susah, Musuh Di Waktu Senang. Perhatikan ekspresinya ketika anda sedang dalam kesusahan atau sedang bahagia, apalagi kalau dia tipe orang yang sulit menyembunyikan perasaan. Apakah ia menunjukkan rasa senang tersembunyi waktu anda sedang susah, atau menunjukkan kekesalan tersembunyi ketika anda sedang senang? Ada pula yang sulit menyembunyikan perasaan hingga keceplosan "ah, kalo gitu doang sih gw juga bisa kali" ketika anda sedang memperoleh prestasi.

Menjerumuskan. Ketika sedang down, seorang teman yang baik biasanya menenangkan dan memberi semangat dengan hal-hal yang positif. Sedangkan tetamus alias teman tapi musuh justru menjerumuskan ke hal-hal negatif. Penjerumusan ini awalnya terlihat seperti jalan keluar, tapi sebetulnya mencelakakan. Contoh penjerumusan ini antara lain: melampiaskan rasa down dan kecewa dengan provokasi, memancing untuk melakukan balas dendam, mabuk-mabukan, kebut-kebutan liar di jalan, berbuat onar, mengajak masuk ke kelompok yang punya kegiatan negatif, menawarkan narkoba, malah ada yang mengajak atau mempengaruhi untuk masuk aliran sesat dengan alasan agar hati menjadi damai. Masih banyak hal-hal negatif lainnya. Waspadalah.
Menusuk Dari Belakang

Menusuk Dari Belakang. Pernahkah ide anda dicuri oleh teman dan dimanfaatkannya untuk kepentingan pribadinya? Atau kelemahan dan kekurangan anda dibeberkan di belakang punggung anda kepada banyak orang sehingga pandangan lingkungan terhadap anda menjadi berubah ke negatif? Ini salah satu ciri teman tapi musuh: merampas hal-hal positif yang anda miliki dan mengumbar kekurangan anda. Hikmahnya sih, anda bisa instrospeksi atas kekurangan anda, hingga bisa lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Dekat Karena Butuh, Jauh Karena Enggan. Teman tapi musuh biasanya hanya mendekat bila sedang ada maunya atau sedang punya kepentingan, entah apa yang diinginkannya. Tapi, ia sulit didekati atau enggan mendekat kalau anda yang sedang kesusahan. Tapi jangan buru-buru menilai orang yang sedang mendekat karena butuh adalah tetamus, karena siapa tahu saja kelak dia bersedia membantu anda dengan tulus ketika anda sedang susah.

Mendominasi. Ia ingin segalanya berjalan menurut kemauan dia, ia ingin mengatur-atur walaupun anda bukan anak buahnya. Lebih parah lagi jika ia menekan anda secara mental untuk menurut kemauannya. Hal ini tentunya tidak menciptakan hubungan pertemanan yang seimbang.

Memanfaatkan.Antara teman memang seharusnya saling bantu-membantu, tapi bukannya memanfaatkan, apalagi kalau sering terjadi. Ia kerap memanfaatkan sisi positif anda, kemampuan anda untuk kepentingan pribadinya, tapi tidak ada imbal baliknya sama sekali. Ada pula tipe teman yang memanfaatkan anda untuk sesuatu, setelah ia mendapatkannya, anda dilupakan begitu saja.

Tidak mudah memang untuk mendeteksi seorang tetamus, teman tapi musuh. Seperti yang telah saya katakan di atas, akhirnya waktu jugalah yang membuktikan apakah seseorang itu adalah teman, atau musuh. Seperti ungkapan seorang penulis Inggris: sekali terjadi adalah tidak disengaja, dua kali terjadi adalah suatu kebetulan, tiga kali terjadi adalah perbuatan musuh (once is happetance, twice is coincidence, three times is enemy action) (AnunyaAnu.Blogspot.Com).

1 komentar: