|
Tapi lumayanlah, saya jadi terinpirasi sebuah bahan ketikan untuk anunyaanu.blogspot.com ini. Walau hati miris, hiks... Saya mau ngetik tentang orang jelek. Buat yang ngerasa kurang rupawan, kayak saya ini, saya minta maaf dulu ah, kalau-kalau tulisan ini terasa nyelekit. Jangan marah yah, soalnya yang ngetik tulisan ini juga begini, kok, tampangnya.
Inilah dia temuan-temuan yang saya rangkum mengenai orang-orang jelek.
Gambar diambil [via], tanpa ijin
Persatuan Orang Jelek Sedunia
Ini bukan bercanda. Serius. Ada persatuan orang jelek sedunia! Persatuan ini mengklaim dirinya sudah berdiri sejak tahun 1879 (berdirinya lama amat? Apa nggak ngilu yah?) di Italia, namun persatuan orang jelek ini diluncurkan kembali tahun 1963. Persatuan orang jelek sedunia ini mengkampanyekan anti diskriminasi berdasarkan penampilan lahiriah, dengan semboyan: "seseorang adalah ia apa adanya, dan bukanlah terlihat seperti apa dirinya". Betul sekali, Pak, Bu... Jelek atau tidak jelek hanyalah satu ciri saja, selain tampang banyak sekali hal lain yang harus direken.
Cemberut membuat wajah bertambah jelek, gambar dicuri [via]
Video berikut adalah acara yang diselenggarakan oleh klub tersebut di Italia, acara ngumpul bareng sekaligus untuk memilih ketua baru di tahun 2011.
Monumen Orang Jelek
Monumen untuk orang jelek didirikan oleh Persatuan Orang Jelek Sedunia, letaknya di Italia (Italia sebelah mana ya? Hehe, buka aja link sumbernya), monumen ini menggambarkan seorang yang tak dikenal sedang bercermin. Cermin... Mungkin disitulah kuncinya: memahami dan menerima kekurangan diri sendiri, supaya bisa sukses (walaupun jelek). SumberEfek Halo Kurang Menguntungkan Bagi Orang Jelek
Efek halo (the halo effect) adalah bias kognitif, bagaimana seseorang menilai sifat-sifat orang lain melalui ciri-cirinya (bias=menilai dengan cara yang kurang adil. Kognitif=fungsi mental yang berkaitan dengan logika). Jadi, dalam menilai kepribadian orang lain, efek yang biasa hinggap dalam pikiran manusia pada umumnya adalah efek halo. Penilaian ini belum tentu benar... Yah, namanya juga bias kognitif. SumberContoh hal yang menggambarkan efek halo ini adalah Joke "cowok ganteng vs. cowok jelek" (kalau cowok ganteng jahat, orang bilang "tidak ada manusia yang sempurna", tapi kalo cowok jelek jahat, orang bilang "sesuai sama tampangnya", dan lain-lain sebagainya). Joke ini cukup banyak beredar di internet, dan saya ambil contoh salah satu saja: Sumber
Efek halo juga bisa digunakan oleh orang-orang jahat, untuk mengecoh korban. Ia dengan gampangnya ia merekayasa penampilan dan kelakuannya, sehingga dipersepsikan sebagai orang yang tidak jahat. Ia berpenampilan sopan, rapi, menarik, bertutur kata halus, tetapi sebetulnya punya niat jahat. Sumber
Wah, wah. Yang tampil sopan, rapi, rupawan, bisa jadi dia penjahat. Ada juga yang udah jelek, lecek, kumel, eh, ternyata emang penjahat juga. Hehe.
Foto di atas adalah sosok cowok tampan, berpenampilan santun dan rapi, tapi ternyata ia pembunuh berantai dan perampok bank.
Tampan Atau Cantik Tapi Mengecewakan, Kebalikan Dari Efek Halo
Dalam dunia bisnis, efek halo juga dipakai. Produk-produk yang memiliki desain yang baik, indah di mata, dan laris manis, diistilahkan sebagai efek halo. Sebaliknya, reverse halo effect, adalah produk yang berpenampilan cantik, tetapi memiliki banyak kekurangan menurut persepsi konsumennya. Hal ini justru akan jadi bumerang bagi produsennya sendiri.Orang Jelek, Masalah Percintaan, Dan Tanggapan Orang Lain
Anda heran melihat seorang jelek tapi punya pasangan rupawan? Wajar. Tapi kalau sampai sebal, itu tidak wajar, karena mungkin (mungkin lhoooo) Anda menderita kakofobia. Kakofobia adalah ketakutan yang tidak wajar pada orang yang tidak rupawan. Jika Anda sebal atau benci dengan orang jelek, ada kemungkinan Anda mengidap kakofobia.Lah? Apa hubungannya rasa takut dan rasa benci? Menurut seorang punggawa jedi di film Star Wars, amarah berawal dari rasa takut, "rasa takut adalah jalur menuju sisi kegelapan. Takut akan berubah menjadi amarah. Dan amarah mengajakmu pada kebencian. Kebencian akan berujung pada penderitaan," begitulah kata sang punggawa.
Berikut ini adalah beberapa macam reaksi orang ketika melihat orang jelek punya pasangan rupawan:
Tipe Materialistis
"Namanya juga orang kaya, pasti tu cewek/cowok cuma ngejar hartanya aja."
Orang yang beropini seperti ini meyakini secara sadar dan/atau bawah sadar, bahwa uang bisa membeli segalanya termasuk urusan cinta. Cepat atau lambat, orang tipe ini akan menjadi pelaku atau malah objek dari buah pikirannya sendiri (mudah-mudahan sih nggak lah ya?).
Tipe Mistis
"Cewek/cowoknya maen pelet kaleee..."
Disadari atau tidak, orang yang beropini seperti ini meyakini kekuatan mistis bisa merekayasa perasaan seseorang. Cepat atau lambat, orang tipe ini (mudah-mudahan sih nggak ya hehe) akan menjadi korban penipuan dukun palsu karena nafsunya sendiri. Atau malah, menurut sumber yang tidak bisa dipercaya, orang yang percaya pada hal-hal seperti ini bisa jadi korban, karena hal-hal kayak begini ini hanya bisa berimbas pada orang yang mempercayainya saja.
Tipe Humoris
"Makanya, cinta itu buta..."
Orang yang beropini seperti ini atau semacamnya, memiliki bakat untuk menjadi pelawak. Ingin mencoba untuk jadi seorang comic?
Masih banyak tipenya nih. Ada tipe realistis, tipe 70, tipe 180, dan sebagainya. Mau nambahin?
Apa pun tanggapan orang lain, jangan buang hak kita untuk menjadi bahagia.
Orang Jelek (dan Tidak Jelek) Menurut Penelitian Ilmiah
Orang jelek cenderung berusaha lebih keras (berlatih olah raga lebih tekun, belajar lebih giat, dll.) dibanding yang rupawan. SumberOrang yang tidak jelek (rupawan) lebih mudah sukses dalam pekerjaan Sumber
Orang Jelek Ternama Di Dunia
Itik Buruk Rupa, adalah salah satu dongeng karya H. C. Andersen yang ia akui sebagai refleksi kehidupan pribadinya. Walau ternama, ia terbilang tidak rupawan. Ia menorehkan kisah "orang jelek" dalam bentuk dongeng untuk anak, agar anak-anak yang membaca dongeng itu dapat mengerti bahwa meskipun diejek jelek, tapi ejekan itu bukanlah menggambarkan siapa diri mereka yang sebenarnya.Banyak orang ternama yang tidak rupawan di dunia ini, seperti Socrates, Attila The Hun, dan Jan Paul Marat. Masih banyak deh pokoknya..... Udah ah, segitu dulu. Capek, uy.
***
Kata teman saya: "emang kenyataan gue jelek. Biarin aja. Gue jelek, tapi gue keren". Mari kita menjadi keren, walaupun jelek!Update: Sebagian rakyat AS sedang melakukan petisi untuk undang-undang anti lookism. Lookism kira-kira artinya adalah prasangka dan diskriminasi terhadap seseorang hanya berdasar pada penampilan saja. Wow, ternyata ada juga manusia-manusia di belahan dunia lain yang secara serius mikirin nasib orang jelek kayak saya ini hahaha, ya baguslah. Kapan ya kita bisa kayak gitu di sini? Ah, entahlah. Saya sendiri juga nggak tau apa kita butuh UU seperti itu. Saya hanya butuh supaya orang lain hanya memandang saya apa adanya, bukan hanya dari penampilan saja, dan itu jarang sekali terjadi. Akui sajalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar