|
Jenis Air Mata Dan Manfaat Menangis
Seperti yang sudah saya sebut di ata,s bahwa keluarnya air mata tidak selalu berarti menangis, berikut ini adalah jenis-jenis air mata, serta zat-zat yang dikandungnya:- Air mata basal. Mata yang sehat terjaga kelembabannya dan terpelihara oleh air mata basal. Air mata basal mengandung air dan berbagai zat lain yang penting bagi mata, salah satu di antaranya adalah lisozim, zat anti bakteri yang melindungi mata dari infeksi bakteri. Normalnya, dalam tempo 24 jam rata-rata air mata basal yang keluar untuk memelihara mata adalah sebanyak 0,75 hingga 1,1 gram, dan jumlah ini menyusut seiring bertambahnya usia.
- Air mata refleks. Mata akan mengeluarkan air mata refleks jika terkena benda asing, zat yang menyebabkan iritasi, batuk, menguap (karena mengantuk), memakan makanan pedas, atau tertawa terbahak-bahak. Zat yang ada dalam air mata refleks adalah sama dengan air mata basal.
- Air mata emosional. Air mata emosional adalah air mata yang dikerluarkan ketika seseorang menangis (nangis beneran, lho, bukan nangis kelilipan). Salah satu ciri menangis adalah meningkatnya lakrimasi karena adanya dorongan emosional yang kuat, karena merasa tertekan, sedih, marah, berkabung, atau karena merasakan sakit fisik. Air mata emosional mengandung hormon berbasi protein lebih banyak daripada air mata refleks maupun basal, diantaranya: hormon adrenokortikotropik (ACTH), prolaktin, dan leusin enkephalin.
ACTH memang merupakan hormon yang diperlukan oleh tubuh, namun jika seseorang mengalami tekanan batin berulang-ulang, maka efeknya bisa merugikan bagi tubuh, antara lain: tingginya tekanan darah, metabolisme abnormal, tulang keropos, gagal jantung, memicu atau memperparah depresi, dan menekan sistem kekebalan tubuh.
Menurut William Frey, seorang ahli biokimia dan direktur sebuah lembaga riset mengenai air mata di Minneapolis, air mata emosional adalah cara tubuh untuk mengeluarkan kelebihan ACTH dan juga zat-zat lain yang dihasilkan tubuh selama mengalami tekanan batin.
Menurut sebuah artikel yang mengungkapkan hasil penelitian Universitas Florida Selatan, AS, 88,8 % manusia merasakan perbaikan suasana hati setelah menangis, 8.4 % orang merasa lebih buruk setelah menangis, sedangkan sisanya mengatakan biasa saja. Perasaan perbaikan suasana hati setelah menangis ini merupakan efek katartik (efek melepaskan emosi), karena keluarnya kelebihan ACTH dan zat-zat lain yang lain yang dihasilkan tubuh selama mengalami tekanan batin, yang jika terus menerus berulang kali terjadi maka efeknya bisa merugikan kesehatan.
Wah, ternyata menangis ada manfaatnya juga. Jadi, sebuah kalimat yang mengatakan "tangisan tak bisa merubah suatu keadaan" ada benarnya, juga ada tidak benarnya. Masalah memang tidak bisa diselesaikan dengan air mata, karena air mata bukanlah solusi, tetapi mekanisme alamiah yang dimiliki manusia untuk meredakan tekanan batin dan membuang zat-zat yang bisa merusak tubuh itu sendiri.
Paling tidak, situasi tidak bertambah buruk, kan? Daripada ngamuk-ngamuk atau melakukan hal-hal buruk sebagai pelampiasan, kan mendingan nangis. Dibilang cengeng sih biarin, deh.
Itu kalau air matanya berasal dari tangisan sungguhan. Nah, bagaimana kalau air mata buaya? Eh, ngomong-ngomong, buaya dan teman-teman binatang lainnya nangis juga ngga ya?
Apakah Binatang Menangis?
Selain manusia, mahluk yang pernah diteliti soal tangis menangis adalah tikus. Rupanya, manusia bukan satu-satunya mahluk yang menangis karena urusan emosional. Tikus juga mengeluarkan cairan dari kelenjar air matanya jika ada seseorang atau sesuatu yang mengganggu atau mengejutkan teman sesama tikus. Wuih, solider nih, si tikus, temennya yang diganggu kok malah dia yang nangis? Apakah teman Anda ikut merasakan sedih atau tertawa ketika Anda sedang susah? Kalau teman Anda merasa senang atau malah tertawa, bolehlah Anda merasa iri pada tikus.Bagaimana dengan buaya? Air mata buaya fungsinya sama dengan air mata pada mahluk bertulang belakang lainnya, yaitu untuk menutrisi dan menjaga kelembaban mata. Buaya, kerap terlihat "menangis" ketika sedang makan atau memangsa sesama mahluk hidup. Duh, buaya, kok makan sambil nangis? Rupanya buaya "menangis" bukan karena menyesal telah melahap temannya sesama binatang, tapi gerakan pada kepala dan rahangnya membuat kelenjar air matanya mengeluarkan air mata.
Kebanyakan binatang mengekspresikan kesedihannya bukan dengan air mata, namun dengan suara dan tingkah lakunya. Beruang kecil akan mengeluarkan suara yang "mirip suara tangisan pada manusia" ketika terpisah dari induknya, menurut cerita para pemburu. Begitu juga dengan gajah.
Anjing biasanya menunjukkan kesedihannya lewat tingkah laku. Ada kisah terkenal dari seekor anjing yang tiap hari mengunjungi makam majikannya yang sudah meninggal hingga anjing tersebut pun mati 14 tahun kemudian sejak majikannya meninggal. Anjing pudel kerap menunjukkan tingkah laku "tidak doyan makan" ketika pasangannya meninggal. Rusa akan menunggui pasangannya yang mati, dan baru beranjak ketika datang pemangsa. Ikan lumba-lumba betina membawa anaknya yang telah mati selama berhari-hari sebelum akhirnya meninggalkan bangkai anaknya di lautan.
Oh, ya, ngomong-ngomong, saya jadi penasaran... Apakah tumbuhan juga bisa menangis dan punya perasaan? Yah, siapa tau aja ada tanaman yang bisa nangis, jalan-jalan, baca puisi, baca novel, doyan ngelaba di FB, dan jago ngelawak. Yah, siapa tau kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar