|
Dilarang Malah Penasaran
Cobalah bikin sebuah lubang kecil, dan beri peringatan "DILARANG NGINTIP", dijamin ada saja orang yang ngintip. Anehnya manusia, dilarang begini eh kok malah yang dilarang justru dilanggar. Mengapa bisa demikian? Menurut sumber, ini terjadi karena larangan dipersepsikan sebagai sebuah ancaman. Seseorang bisa memilih untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, dan ketika ia dilarang, maka larangan itu dianggap sebagai ancaman bagi kebebasannya untuk memilih. Alih-alih menurut, seseorang malah penasaran. Inilah yang disebut sebagai reaktansi. Sumber
Dilarang Eh Malah Penasaran, gambar diambil diam-diam, via
Jaim Ketika Diawasi
Jaim alias jaga image, sudah dari dulu jadi sifat manusia. Sebuah penelitian menyebutkan, bahwa manusia berusaha tampak berbeda (dalam pengertian ingin tampak lebih baik) ketika sedang diawasi. Hehe, pantesan saya sering salah tingkah kalau diliatin cewek cantik. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa ketika seseorang sedang diamati maka ia akan terdorong untuk merubah tingkah laku mereka, dan umumnya mereka ingin tampil lebih baik. Keanehan manusia ini disebut dengan reaktivitas atau efek Howthorne. SumberLebih Aman Ikutan Yang Banyak
Mengikuti perilaku atau pendapat orang banyak (mayoritas) agar merasa lebih aman dan mengurangi pertentangan merupakan salah satu "keanehan" manusia. Loh, kalau mengikuti orang banyak kan tidak aneh? Sebetulnya aneh. Kejatuhan suatu bursa saham, salah satunya diakibatkan karena kencenderungan ini. Bank dirush nasabah, juga karena kecenderungan ini. Ada orang-orang yang laris menjual "kiamat 2012" juga karena kecenderungan ini. Aneh bukan, ketika menghadapi situasi yang membingungkan, manusia yang berpendidikan pun ternyata masih tengak-tengok mencontek perilaku manusia disekelilingnya, dan mengikuti pergerakan mayoritas. Kencenderungan ini bernama mentalitas mob, atau mob mentality. Sumber
Mari sama-sama nyasar, gambar diambil diam-diam via
Aku Pasti Bisa, Termasuk Bisa Meleset
"Aku pasti bisa!", kalimat tersebut umumnya muncul dari pikiran yang optimistik (atau bahkan terlalu optimistik). Namun, tanpa bermaksud untuk mendemotivasi murid-murid Pak dan Bu Motivator, bias optimisme adalah bagian dari keanehan manusia. Bias optimisme merupakan kecenderungan manusia untuk begitu yakin atas hasil yang positif atas pelaksanaan rencananya, dan meremehkan kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam kenyataannya, dalam pelaksanaan sebuah renacana, biaya-biaya bisa membengkak, target bisa meleset, atau malah rencana itulah yang tertunda dan bahkan berantakan. SumberSalah Memperkirakan Waktu, Sudah Biasa
Ketika seseorang diberi tugas yang belum pernah ia kerjakan, kecenderungannya adalah ia akan salah memperkirakan waktu selesainya tugas tersebut dan menyanggupi pekerjaan itu selesai dengan cepat, padahal belum tentu benar demikian. Kecenderungan ini bernama kekeliruan perencanaan atau planning fallacy. Kekeliruan perencanaan merupakan "cabang" dari bias optimisme seperti yang sudah diketik di atas. Dan anehnya, dalam hal ini, orang yang pesimis-realistis justru bisa memperkirakan waktu penyelesaian tugas yang lebih akurat daripada yang optimis. Hmm, rupanya jika saya ini termasuk optimis, harus juga mendengar pendapat dari orang yang pesimis, ya? Sumber Nah, sekian dulu, karena saya sudah capek, maklumlah lagi kurang fit. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya. Saya senang jika bermanfaat, tapi kalau malah nggak ada gunanya ya udah deh. Hehehehe....(ketikan iseng ini adalah pindahan dari blog saya yang lain: katanyadia.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar