Minggu, 19 Februari 2012

Minyak Esensial Berkhasiat Antibakteri

Penggunaan sabun antiseptik dan pensteril yang berlebihan bisa jadi merupakan munculnya galur-galur atau strain dari berbagai bakteri yang kebal terhadap antibiotik. Lalu, bagaimana cara kita melindungi diri dari berbagai kuman penyakit yang mengancam kesehatan kita? Apakah minyak esensial bisa digunakan untuk hal ini?

Legenda Minyak Gosok Pencuri Kuburan
Dahulu kala (cieee... udah kayak orang lagi ngedongeng), pada Abad Pertengahan, Eropa dan Asia sedang dilanda wabah pes. Begitu banyak korban wabah ini meninggal dunia. Dari salah satu episode sejarah dunia yang kelam ini, munculah legenda empat pencuri kuburan kondang. Mereka mencuri dan merampok kuburan siapa saja, tanpa pandang apakah jenazah yang dikubur itu meninggal karena wabah pes atau tidak.  Namun anehnya, walaupun mereka sering kontak dengan begitu banyak jenazah yang meninggal karena wabah pes, mereka sehat-sehat saja dan tidak tertular pes.

Suatu ketika, para pencuri ini ditangkap. Di hadapan pengadilan, hakim menawarkan keringanan hukuman pada mereka asalkan mereka mau memberi tahu kebiasaan mereka sehari-hari, hingga mereka bisa kebal terhadap pes.

Dan, dari sinilah legenda minyak gosok pencuri kuburan ini terungkap. Para pencuri kuburan kondang memiliki kebiasaan mengoleskan ramuan minyak khusus ke tubuh mereka untuk menghindari rasa lelah ketika bekerja. (Buset! Pencuri pun bisa capek, coy! Ya jelaslah, emangnya membongkar kuburan itu kerjaan ringan?)

Ramuan minyak itu terdiri dari bawang putih, cengkeh, dan rosemary. Dan keempat pencuri kuburan itu mengolesi tubuhnya sebelum membongkar kuburan dan menguras benda berharga di dalamnya.

Entah cerita itu benar atau tidak, namun Universitas Negara Bagian Weber pada tahun 1997 pernah mengadakan penelitian tentang ramuan ini. Ramuan ini disemprotkan pada ruang tertutup yang sudah disiapkan sebelumnya, selama waktu yang ditentukan.

Hasilnya: setelah sepuluh menit disemprot ramuan minyak pencuri kuburan ini, ada penurunan jumlah bakteri di udara, antara lain Micrococcus luteus berkurang hingga 82%, Pseudomonas aeruginosa berkurang hingga 96% dan Staphylococcus aureus berkurang hingga 44%..

Menakjubkan sekali kisah miyak gosok pencuri kuburan ini... Mungkin, inilah kisah minyak gosok paling menarik di dunia!

Penggunaan Minyak Esensial Untuk Melindungi Diri
Dari banyak minyak esensial yang ada, minyak kayu manis adalah minyak esensial yang digadang-gadang sebagai antibakterial. Bahkah, sebuah sumber menyebut bahwa minyak kayu manis tampaknya sama efektifnya dengan beberapa antiseptik dan disinfektan yang banyak digunakan di rumah sakit. Sebuah studi di tahun 2008 yang dilakukan oleh peneliti Perancis menyebutkan bahwa solusi 10 persen dari minyak kayu manis efektif membasmi bakteri S aureus, E coli, dan beberapa bakteri yang kebal terhadap antibiotik.

Bagaimana dengan negara kita? Bukankah tumbuhan tropis berkhasiat banyak di negara kita? Semoga, dalam waktu dekat berita tentang minyak esensial yang alami yang bisa digunakan sebagai antibakteri, pensteril, atau disinfektan akan bermunculan menggantikan pensteril dan antibakteri kimia sintetis dan komersil yang sekarang banyak beredar. Dengan demikian, pemanfaatan sumber daya alam kita semakin baik, dan bangsa kita semakin sehat.

Mandi Rempah
Penggunaan rempah-rempah untuk mandi atau membersihkan diri, menghaluskan kulit, dan menghilangkan bau badan, sudah ada sejak zaman dahulu di Nusantara ini di berbagai kerajaan dan keraton. Hanya saja, penggunaannya terbatas pada kalangan atas saja.

Saya sekarang baru mengerti, mengapa rempah-rempah begitu berkhasiatnya. Kayu manis, yang telah diteliti di negara maju, yang minyaknya diakui sebagai antibakteri pun termasuk salah satu rempah yang digunakan untuk mandi. Jadi, tanpa sabun mandi antiseptik dan deodoran pun, sudah wangi dan bebas bau badan.

Sebelum sabun mandi antiseptik di jaman sekarang dikenal, nenek moyang kita sudah menganjurkan bahan alami yang aman bagi tubuh dan lingkungan. Nenek moyang kita jenius juga, ya? Nenek moyang kita jenius, lah kok anak cucunya kayak gini? Ah, capek deh!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar